Selasa, 21 Desember 2010

tugas 4

Pasang Peredam Kabin, Bikin Avanza Sehening Camry

Jakarta - Belum genap sebulan membesut Toyota Avanza 1.3 G VVT-i lansiran terbaru, Rudi sudah merasa terganggu dengan efek bising di kabin. "Apalagi kalau sedang lari di atas 80 km/jam, suaranya kayak bergemuruh di seluruh kabin. Sampai-sampai enggak jelas buat mendengarkan suara musik dan radio," keluh pria yang terobsesi dengan kabin sedan Toyota Camry ini.

Kondisi ini memaksa Rudi untuk menjadikan kabin lapang Avanza miliknya dapat sehening kabin sedang. "Jalan keluar satu-satunya memang harus melapis sekujur kabin dengan peredam tambahan," saran Andrie Wijaya dari Bassindo Mobile Audio Installer di Kelapa Gading, Jakut.

Untuk lapis peredam kabin Avanza, lanjut Andrie, tersedia dalam beberapa pilihan. Seperti paket lantai, pintu sampai full interior diberi tambahan peredam.

Opsi pertama, paket peredaman untuk lantai keseluruhan (Gbr.1), bisa diambil buat mengatasi efek distorsi yang berasal dari kolong mobil. Seperti efek gemuruh dari knalpot model free flow, atau suara dari gardan dan mesin saat kecepatan tinggi. Banderol ditawarkan sekitar Rp 2,6 juta termasuk ongkos pemasangan.

Paket buat pintu (Gbr.2) ditujukan bagi Anda yang merasa terganggu efek bising dari luar kabin. Seperti suara knalpot motor atau Bajaj yang cukup mengganggu telinga, meski semua kaca sudah ditutup rapat. Harga ditawarkan mulai Rp 1 jutaan, buat seluruh pintu termasuk backdoor.

Bagi yang pengin kondisi kabin Avanza-nya bisa sehening kabin sedan seperti juga diharapkan Rudi, bisa pilih paket full peredam seharga Rp 3,8 juta. "Semua panel interior dilapis pakai peredam mulai lantai, sepatbor, firewall sampai pintu-pintu," urai Andrie.

Lapis full peredam ini diklaim mampu menekan efek bising dari luar kabin cukup signifikan, sekitar 40% lebih senyap ketimbang kondisi standar. Pasalnya selain dilapis dengan peredam Extreme Mat model aspal, juga ditambah peredam mirip busa yang tahan api (Gbr.3).

Pemasangan mesti benar supaya hasilnya bisa optimal. Lapisan pertama yang membungkus pelat panel (lantai, pintu, sepatbor, firewall) bentuknya mirip aspal, dengan pelindung alumunium yang fungsinya untuk menahan suara yang masuk.

Pemasangan full peredam butuh waktu sekitar setengah hari. Kalau hanya pasang di panel pintu atau lantai, hanya perlu 2-3 jam.

Peredam busa tahan api tadi dilapis di atasnya (Gbr.4). Selain mampu menyerap rambatan frekuensi suara dari luar, juga sebagai penahan panas. Sehingga kabin lebih sejuk dan pemakaian AC lebih efisien.  (mobil.otomotifnet.com)

tugas 3

Nyaris Tak Terdengar

Jakarta - Selain menambah peredam di sekujur interior, karet-karet pintu Toyota Avanza rupanya juga menjadi salah satu pemicu masuknya efek bising dari luar. Menurut Wawan dari kios Bandung Jaya di Pasar Mobil Kemayoran (PMK), Jakpus, pintu bawaan Avanza dibekali karet pelindung yang tergolong tipis. Sehingga suara dari luar mudah menyelinap ke kabin melalui celah pintu.

"Karet pintu samping Avanza standarnya masih model jepit, kalau pintu belakang (backdoor) bawaannya sudah pakai karet pintu model balon," jelas Wawan.

Jika dilihat sepintas, model karet pintu samping Avanza memang sudah terbungkus dengan cover karet tambahan. Namun jika ditarik pinggirannya, bagian yang menjepit panel pintu cuma karet jepit berbentuk pipih dan agak keras (Gbr.1).

Hal ini lah yang membuat tingkat kekedapan terhadap suara dari luar kabin kurang optimal. Lantaran cover karet pelindungnya tidak punya fungsi apa-apa buat mereduksi efek bising, selain hanya untuk menahan entakan daun pintu agar tak merusak panel pintu, terutama di bagian sudut pintu (Gbr.2).

Sebagai penggantinya tersedia dua model, yaitu karet balon kecil dan balon besar. Harga ditawarkan cukup terjangkau. "Untuk model karet balon besar, semeter Rp 35 ribu, kalau yang kecil (karet balon kecil) cuma Rp 25 ribu per meter," perinci Wawan.

Dua alternatif karet balon ini (Gbr.3) sebenarnya bisa Anda pilih sesuai keperluannya. Jika sekadar ingin meredam suara dari luar tanpa memperdulikan kualitas sound, lantaran tatanan audio belum diupgrade, kemampuan untuk meredam efek distorsi di kabin sudah tergolong bagus.

Hasilnya bisa dirasakan begitu pintu kabin ditutup, suara knalpot motor atau bajaj sudah tak begitu memekakan telinga. "Memang kurang begitu kedap jika dibandingkan kalau pakai yang model gede (karet balon besar), tapi hasilnya lebih baik ketimbang kondisi standar," ungkap salah satu rekan di redaksi OTOMOTIF, yang sudah mengganti karet pintu Avanza miliknya beberapa waktu lalu.

Namun jika kondisi sistem audio sudah upgrade ke level yang mengutamakan unsur akustik kabin mumpuni, selain melapis pakai peredam berkualitas, sebaiknya karet pintu depan-belakang juga diganti dengan karet balon besar. Karet pintu bagasi (backdoor) cukup pakai bawaannya, lantaran sudah dibekali karet model balon yang ukurannya cukup besar.

Pemasangannya tergolong mudah tapi mesti teliti saat memasang karet pengganti. Supaya posisinya tidak mudah bergeser sehingga mampu menahan bantingan daun pintu, serta dapat meredam suara dari luar kabin lebih maksimal. 

Langkah pertama harus melepas karet pintu standar terlebih dulu dari dudukannya di setiap pintu (Gbr.4). Kemudian siapkan karet model balon sebagai penggantinya, sepanjang kurang lebih 8 meter untuk semua pintu. Untuk model balon kecil (Rp 25 ribu/meter), biayanya Rp 200 ribu. Sedangkan karet balon besar (Rp 35 ribu/meter), ongkosnya Rp 280 ribu termasuk pemasangan.

Lanjutkan dengan memasang karet pintu pengganti, idealnya model balon besar supaya lebih kedap, mengikuti alur bibir pelat pintu. Supaya daya cengkeramnya lebih kuat, ratakan dengan mengetuk seluruh permukaan karet balon tadi pakai palu karet beberapa kali (Gbr.5).

Sekarang karet pintu memang terlihat lebih gembung dari kondisi standar (Gbr.6), tetapi hasilnya bisa dirasakan langsung sesaat setelah menutup pintu kabin. Distorsi suara nyaris tak terdengar. (mobil.otomotifnet.com)

tugas 2

Lengan Ayun Alternatif Honda Tiger, Lebih Lebar dan Gaya

 
Jakarta - Lengan ayun aftermarket atau variasi selalu jadi andalan bagi pemilik Honda Tiger. Soalnya ini jadi salah satu trik agar bisa tampil lebih gagah. Juga lantaran bisa pasang ban dengan tapak yang lebih lebar.

"Arm standar Tiger lebarnya terbatas, hanya mampu memanpung ban ukuran maksimal 120," ujar Yoes Santoso dari Insan Motor di Jati Asih, Bekasi.

Sebagai alternatif banyak dipakai arm produk aftermarket yang bisa pasang ban dan pelek lebih lebar. "Tinggal pilih saja mau monosok atau tetap model double shock," ujar Agus Sunyoto alias Kumis yang biasa memproduksi berbagai model lengan ayun untuk Honda Tiger.

Untuk tipe double shock diminati lantaran masih bisa mengandalkan sok bawaan motor. Proses pemasangannya terbilang mudah lantaran sudah dibuat plug and play. "Tinggal lepas arm yang lama kemudian pasang satu set arm baru tadi, bisa dilakukan sendiri kok," promosi Kumis yang buka bengkel di Kembangan Utara, Jakarta Barat.

Sedangkan tipe monoshock sepertinya lebih diminati pemilik Honda Tiger. Ada berbagai merek dan model ditawarkan. Seperti produk yang ditawarkan bengkel Kumis, ada juga tipe lain yang desiannya disebut banana atau arm pisang. Biasa disebut dengan nama arm supermoto.

Lengan ayun dengan sok tunggal ini dijual berbeda, ada yang satu paket dengan sokbreker ada juga yang tidak. Arm monosok yang dijual ini rata-rata sudah dilengkapi breket dudukan suspensi dan unitrack. Asyiknya arm aftermarket ini bisa dipasang ban lebar sampai 160.

Harga yang ditawarkan bervariasi, untuk arm dobel ditawarkan Rp 600 ribuan. Sedangkan tipe monosok bervariasi, mulai dari Rp 750 untuk arm aja, atau sampai Rp 1,2 jutaan tapi sudah berikut sok tunggalnya.

Lengan ayun aftermarket bukan hanya bisa dipasangi ban lebar. Tapi, dari segi bentuk juga, memang lebih menarik dan tentunya dengan ukuran yang lebih besar. Sehingga dengan begitu dianggap jadi lebih kuat.

Tampil Seperti Moge

Solusi ubahan kaki-kaki dengan tampilan bergaya moge bisa juga mengandalkan lengan ayun kondom. Cara ini untuk menekan biaya lantaran harga part limbah moge yang terus melambung.

Beberapa bengkel modifikasi terima order bikin arm model moge. "Kami buat dari arm standar dan dengan desain lengan ayun yang sudah dibentuk seperti milik moge. Cukup dengan mengandalkan sistem kondom dari bahan pelat besi," ujar Wradoyo dari bengkel G2C, di Cinere, Depok.

Model yang disedikan juga beragam. Tersedia replika Yamaha R6 dan Honda CBR 1000. Atau bisa juga order model khusus sesuai keinginan kalau memang pengin gak mau pakai model yang sama. Lama pengerjaan lengan ayun ini sekitar satu mingguan. Produk ini ditawarkan Rp 1,8 jutaan, banderol itu sudah termasuk biaya pasang dan pengecatan. (motorplus.otomotifnet.com)

tugas 2

Lengan Ayun Alternatif Honda Tiger, Lebih Lebar dan Gaya

 
Jakarta - Lengan ayun aftermarket atau variasi selalu jadi andalan bagi pemilik Honda Tiger. Soalnya ini jadi salah satu trik agar bisa tampil lebih gagah. Juga lantaran bisa pasang ban dengan tapak yang lebih lebar.

"Arm standar Tiger lebarnya terbatas, hanya mampu memanpung ban ukuran maksimal 120," ujar Yoes Santoso dari Insan Motor di Jati Asih, Bekasi.

Sebagai alternatif banyak dipakai arm produk aftermarket yang bisa pasang ban dan pelek lebih lebar. "Tinggal pilih saja mau monosok atau tetap model double shock," ujar Agus Sunyoto alias Kumis yang biasa memproduksi berbagai model lengan ayun untuk Honda Tiger.

Untuk tipe double shock diminati lantaran masih bisa mengandalkan sok bawaan motor. Proses pemasangannya terbilang mudah lantaran sudah dibuat plug and play. "Tinggal lepas arm yang lama kemudian pasang satu set arm baru tadi, bisa dilakukan sendiri kok," promosi Kumis yang buka bengkel di Kembangan Utara, Jakarta Barat.

Sedangkan tipe monoshock sepertinya lebih diminati pemilik Honda Tiger. Ada berbagai merek dan model ditawarkan. Seperti produk yang ditawarkan bengkel Kumis, ada juga tipe lain yang desiannya disebut banana atau arm pisang. Biasa disebut dengan nama arm supermoto.

Lengan ayun dengan sok tunggal ini dijual berbeda, ada yang satu paket dengan sokbreker ada juga yang tidak. Arm monosok yang dijual ini rata-rata sudah dilengkapi breket dudukan suspensi dan unitrack. Asyiknya arm aftermarket ini bisa dipasang ban lebar sampai 160.

Harga yang ditawarkan bervariasi, untuk arm dobel ditawarkan Rp 600 ribuan. Sedangkan tipe monosok bervariasi, mulai dari Rp 750 untuk arm aja, atau sampai Rp 1,2 jutaan tapi sudah berikut sok tunggalnya.

Lengan ayun aftermarket bukan hanya bisa dipasangi ban lebar. Tapi, dari segi bentuk juga, memang lebih menarik dan tentunya dengan ukuran yang lebih besar. Sehingga dengan begitu dianggap jadi lebih kuat.

Tampil Seperti Moge

Solusi ubahan kaki-kaki dengan tampilan bergaya moge bisa juga mengandalkan lengan ayun kondom. Cara ini untuk menekan biaya lantaran harga part limbah moge yang terus melambung.

Beberapa bengkel modifikasi terima order bikin arm model moge. "Kami buat dari arm standar dan dengan desain lengan ayun yang sudah dibentuk seperti milik moge. Cukup dengan mengandalkan sistem kondom dari bahan pelat besi," ujar Wradoyo dari bengkel G2C, di Cinere, Depok.

Model yang disedikan juga beragam. Tersedia replika Yamaha R6 dan Honda CBR 1000. Atau bisa juga order model khusus sesuai keinginan kalau memang pengin gak mau pakai model yang sama. Lama pengerjaan lengan ayun ini sekitar satu mingguan. Produk ini ditawarkan Rp 1,8 jutaan, banderol itu sudah termasuk biaya pasang dan pengecatan. (motorplus.otomotifnet.com)

tugas 1

Sproket Tiger Goyang? Atasi Dengan Rekondisi Dudukan Kancing Gir

Tangerang - Penyakit yang kerap dialami Honda Tiger berumur di atas satu tahun; dudukan kancing gir aus yang berakibat sproket goyang, bahkan bisa lepas.

Maklum, beban motor yang berat dan torsi mesin besar tapi tak diimbangi dudukan yang kuat. Gir hanya ditahan sebuah ring, padahal bahannya dari aluminium, “Makanya dudukannya gampang kalah (gbr.1),” tunjuk Untung Basuki, salah satu pawang Tiger.

Hal itu bakalan terjadi lebih cepat pada pelek versi aftermarket, sebab bahannya lebih lunak. Oh iya, mekanisme kancing model ini dipakai Honda sejak generasi CB100. Wah kalau di CB mungkin masih kuat ya.

Tapi tenang, Untung, pemilik bengkel Moro Motor (MM) di Jl. Masjid IX No.59, Sudimara Timur, Ciledug ini punya solusi. “Perkuat saja pakai baja,” ungkapnya.

Oh iya, ternyata di lapangan banyak ditemukan yang memperkuat dengan jalan pintas. Gir dikancing mati dengan teromol, biasanya dibaut langsung. Namun cara ini terbilang keliru. Kenapa? Pertama yang paling sangat terasa motor jadi tak nyaman. Kedua gir dan rantai jadi cepat aus.

Nah yang ketiga as gir depan juga akan cepat kalah (gbr.2). Ketiga hal itu terjadi karena hilangnya fungsi peredaman pada gir yang seharusnya tercipta dari bos gir. Karena dibaut jadi enggak berfungsi.

Yuk balik ke tips dari mekanik asli Yogya itu. Setelah pelek dilucuti, lepas gir dengan membuka ring pengancingnya pakai tang khusus (gbr.3). Lalu perlu bekerjasama dengan tukang bubut. “Bikin dudukan baru tapi pakai baja,” lanjut Untung.

Pertama dudukan kancing gir yang aus dibubut, lalu dibikin ulir namun arahnya ke kiri, agar saat terpasang tak mudah lepas. Nah kemudian bikin dudukan kancing baru pakai baja, juga dibikin ulir, nah tinggal dipasang deh di teromol (gbr.4).

Terakhir rakit lagi sesuai langkah kebalikan proses bongkar. Kalau ogah repot, bisa minta bantuan mekanik yang juga anggota Motor Tiger Club (MTC) Jakarta ini. Waktu yang dibutuhkan sehari, dan ongkos hanya Rp 125 ribu. Mantap! (motorplus.otomotifnet.com)